Simaklah...
Lembaran-lembaran kisah nan indah
Bertutur tentang perjalanan hidup Rasul termulia Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam
Beliau adalah pembawa panji Islam
Utusan Allah penyampai wahyu Ilahi.
Menebarkan petunjuk, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.
Menyebarkan tauhid, membernatas kesyirikan.
Perjuangannya menegakkan agama Allah dipenuhi dengan tantangan dan rintangan.
Keberaniannya menjadi teladan bagi ummatnya, dalam menghdapi musuh-musuh Allah sang durjana pembawa angkara murka.
Kesabarannya dalam mengemban risalah, mengantarkannya pada kemenangan dan pertolongan Allah
Nabi yang penuh kasih sayang terhadap ummatnya, lagi penuh semangat dalam mendakwahi kaumnya.
Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam.
Menebarkan perdamaian, ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
Akhlaknya yang begitu agung diakui kawan dan lawan serta dipuji oleh Allh Subhaanahu wa ta'ala
Musuh yang penuh dengan kekejaman dibalas dengan kearifan
Sehingga berbondong-bondong manusia masuk ke dalam agamanya.
Kenalilah beliau, niscaya engkau akan mencintainya melebihi cintamu kepada anak, istri, orang tua dan seluruh manusia.
Pelajarilah perjalanan hidupnya niscaya engkau akan berjiwa tegar menghadapi cobaan yang menerpa.
Hanyalah orang yang tidak mengenalnya akan membencinya.
Menjadi hinalah manusia yang mencelanya , apalagi menolok-olok ajarannya dan menuduhnya dengan tuduhan-tuduhan dusta.*
Buku ini dipersembahkan dengan bahasa yang sederhana, mudah dicerna, dan tidak membosankan InsyaAllah.
Diambil dari kisah-kisah terpilih
Ditampilkan dengan tulisan yang besar (point 14) sehingga cocok untuk semua usia, sebagai buku pelajaran bagi ummat manusia.
Sesungguhnya kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan seluruh kaum muslimin.
*) Seperti musibah yang baru terjadi berupa pembuatan karikatur Nabi yang ada di di Denmar
Rabu, 09 Maret 2011
Kamis, 03 Maret 2011
Makna Kelahiran Nabi Muhammad S.A.W
Kelahiran Muhammad saw. tentu tidaklah bermakna apa-apa seandainya beliau tidak diangkat sebagai nabi dan rasul Allah, yang bertugas untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia, agar mereka mau diatur dengan aturan apa saja yang telah diwahyukan-Nya kepada Nabi-Nya itu. Karena itu, Peringatan Maulid Nabi saw. pun tidak akan bermakna apa-apa—selain sebagai aktivitas ritual dan rutinitas belaka—jika kaum Muslim tidak mau diatur oleh wahyu Allah, yakni al-Quran dan as-Sunnah, yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw. ke tengah-tengah mereka. Sebab, Allah SWT telah berfirman:
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian, terimalah; apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah. (QS al-Hasyr [59]: 7).
Lebih dari itu, pengagungan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad saw.—yang antara lain diekspresikan dengan Peringatan Maulid Nabi saw.—sejatinya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah, karena Muhammad saw. adalah kekasih-Nya. Jika memang demikian kenyataannya, maka kaum Muslim wajib mengikuti sekaligus meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh aspek kehidupannya, bukan sekadar dalam aspek ibadah ritual dan akhlaknya saja. Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي
Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS Ali Imran [3]: 31).
Dalam ayat di atas, frasa fattabi‘ûnî (ikutilah aku) bermakna umum, karena memang tidak ada indikasi adanya pengkhususan (takhshîsh), pembatasan (taqyîd), atau penekanan (tahsyîr) hanya pada aspek-aspek tertentu yang dipraktikkan Nabi saw. Demikian juga dalam firman Allah SWT berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik. (QS al-Ahzab [33]: 21).
Ayat di atas juga bermakna umum; tidak membatasi bahwa keteladanan Rasulullah saw. yang baik hanya dalam masalah ibadah ritual atau akhlaknya saja.
Dengan demikian, kaum Muslim dituntut untuk mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh perilakunya: mulai dari akidah dan ibadahnya; makanan/minuman, pakaian, dan akhlaknya; hingga berbagai muamalah yang dilakukannya seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum, dan pemerintahan. Sebab, Rasulullah saw. sendiri tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat serta melaksanakan shalat, shaum, zakat, dan haji secara benar; tetapi juga mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (pengaturan masyarakat), menerapkan sanksi-sanksi hukum (‘uqûbat) bagi pelaku kriminal, dan mengatur pemerintahan/negara secara benar. Lalu, apakah memang Rasulullah saw. hanya layak diikuti dan diteladani dalam masalah ibadah ritual dan akhlaknya saja, tidak dalam perkara-perkara lainnya? Tentu saja tidak.
Jika demikian, mengapa saat ini kita tidak mau meninggalkan riba dan transaksi-transaksi batil yang dibuat oleh sistem kapitalisme; tidak mau mengatur urusan sosial dengan aturan Islam; tidak mau menjalankan pendidikan dan politik Islam; tidak mau menerapkan sanksi-sanksi hukum Islam (seperti qishâsh, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, cambuk bagi pemabuk, hukuman mati bagi yang murtad, dll); juga tidak mau mengatur pemerintahan/negara dengan aturan-aturan Islam? Bukankah semua itu justru pernah dipraktikan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun di Madinah dalam kedudukannya sebagai kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah)?
Lebih lanjut tentang: Makna Kelahiran Muhammad saw.
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian, terimalah; apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah. (QS al-Hasyr [59]: 7).
Lebih dari itu, pengagungan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad saw.—yang antara lain diekspresikan dengan Peringatan Maulid Nabi saw.—sejatinya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah, karena Muhammad saw. adalah kekasih-Nya. Jika memang demikian kenyataannya, maka kaum Muslim wajib mengikuti sekaligus meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh aspek kehidupannya, bukan sekadar dalam aspek ibadah ritual dan akhlaknya saja. Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي
Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS Ali Imran [3]: 31).
Dalam ayat di atas, frasa fattabi‘ûnî (ikutilah aku) bermakna umum, karena memang tidak ada indikasi adanya pengkhususan (takhshîsh), pembatasan (taqyîd), atau penekanan (tahsyîr) hanya pada aspek-aspek tertentu yang dipraktikkan Nabi saw. Demikian juga dalam firman Allah SWT berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik. (QS al-Ahzab [33]: 21).
Ayat di atas juga bermakna umum; tidak membatasi bahwa keteladanan Rasulullah saw. yang baik hanya dalam masalah ibadah ritual atau akhlaknya saja.
Dengan demikian, kaum Muslim dituntut untuk mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh perilakunya: mulai dari akidah dan ibadahnya; makanan/minuman, pakaian, dan akhlaknya; hingga berbagai muamalah yang dilakukannya seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum, dan pemerintahan. Sebab, Rasulullah saw. sendiri tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat serta melaksanakan shalat, shaum, zakat, dan haji secara benar; tetapi juga mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (pengaturan masyarakat), menerapkan sanksi-sanksi hukum (‘uqûbat) bagi pelaku kriminal, dan mengatur pemerintahan/negara secara benar. Lalu, apakah memang Rasulullah saw. hanya layak diikuti dan diteladani dalam masalah ibadah ritual dan akhlaknya saja, tidak dalam perkara-perkara lainnya? Tentu saja tidak.
Jika demikian, mengapa saat ini kita tidak mau meninggalkan riba dan transaksi-transaksi batil yang dibuat oleh sistem kapitalisme; tidak mau mengatur urusan sosial dengan aturan Islam; tidak mau menjalankan pendidikan dan politik Islam; tidak mau menerapkan sanksi-sanksi hukum Islam (seperti qishâsh, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, cambuk bagi pemabuk, hukuman mati bagi yang murtad, dll); juga tidak mau mengatur pemerintahan/negara dengan aturan-aturan Islam? Bukankah semua itu justru pernah dipraktikan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun di Madinah dalam kedudukannya sebagai kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah)?
Lebih lanjut tentang: Makna Kelahiran Muhammad saw.
Majelis
Kemulian Beliau
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Al-Quran Surat Al-Ahzab 56. (سورة الأحزاب ).--------------------------
"Aku tidak pernah mengharapkan sesuatu dari kalian kecuali apa yang Allah perintahkan kepada kalian untuk selalu mencintai keluargaku. Hati-hatilah! Jangan sampai kalian menemuiku di telaga surga nanti dalam keadaan membenci keluargaku, menzalimi atau bahkan membunuh mereka!"
FATIMAH BUAH CINTA RASULULLAH S.A.W
Fathimah az Zahra adalah putri Nabi Muhammad saw., wanita yang paling dikasihi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda, “Fathimah adalah bagian dari diriku, siapa yang membuatnya marah, berarti membuatku marah,” dan, “Niscaya Allah marah jika engkau (Fathimah) marah, dan ridha atas keridhaanmu.”Fathimah, selain berparas cantik (sehingga dijuluki ‘bidadari berwujud manusia’), juga terkenal akan kecemerlangan pikiran dan kefasihannya. Ia juga dijuluki sebagai Ummu Abiha (ibu dari ayahnya), karena perannya yang begitu agung dalam kehidupan ayahanda tercintanya, Nabi Muhammad saw. Singkatnya, Fathimah az Zahra adalah sosok wanita sempurna, baik sebagai seorang anak, istri, ibu, maupun sebagai dirinya sendiri. Ia adalah teladan bagi kaum wanita sepanjang masa.Mengapa Fathimah bisa begitu dicintai Allah dan Rasul-Nya? Bagaimana ia meraih kedudukan agungnya itu? Dalam buku ini, akan Anda temukan jawabannya. Buku ini mengulas kehidupan mulia Fathimah az Zahra. Setiap aspek kehidupannya benar-benar didalami, sehingga dengan membaca buku ini, niscaya kita akan mampu meneladani sosok wanita sempurna itu.***Fathimah az Zahra adalah seorang perempuan yang diciptakan Allah SWT untuk menjadi sebuah tanda kekuatan-Nya yang menakjubkan dan tak tertandingi. Allah Yang Mahaagung menganugerahi Fathimah limpahan keagungan yang amat besar serta ketinggian derajat kemuliaan.Fathimah tumbuh di rumah kenabian, di tengah limpahan kasih sayang Rasulullah saw. dan Sayyidah Khadijah, membuatnya mampu meraih derajat tertinggi kesempurnaan dan kecemerlangan. Allah SWT dan Rasul-Nya begitu mencintai Fathimah. Beliau saw. bersabda, “Sesungguhnya putriku Fathimah adalah penghulu kaum perempuan dari awal hingga akhir zaman. Ia bagian dariku dan cahaya mataku; ia bunga hatiku dan ia adalah jiwaku.”Ibunda Anas bin Malik berkata tentang Fathimah, “Fathimah bak bulan di malam purnamanya, atau matahari yang tak tersaput awan. Ia putih dengan sentuhan warna mawar di wajahnya. Rambutnya hitam, dan ia bercirikan keelokan Rasulullah saw.” Rasulullah saw. pun bersabda, “Fathimah adalah seorang bidadari berwujud manusia. Kapan pun kurindukan surga, kucium dia.”Ketika Fathimah dibawa ke rumah Ali pada malam (pesta) perkawinannya, Nabi Muhammad saw. memimpin, Jibril di sisi kanannya, Mikail di sisi kirinya, dan 70 ribu malaikat mengiringinya. Para malaikat ini memuja dan memuji Allah SWT hingga fajar. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Jika Allah tidak menciptakan Ali, tidak ada yang setara bagi Fathimah.”Sebaik-baik wanita surga adalah: Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiah binti Muzahim, dan Maryam binti ‘Imrân.- Rasulullah sawBuku yang ditulis oleh Abu Muhammad Ordoni ini bisa dikatakan yang terlengkap (dalam bahasa Indonesia) berisi kisah lengkap perjalanan hidup Fathimah.
Lebih lanjut tentang: Fathimah : Buah Cinta Rasulullah Saw Sosok Sempurna Wanita Surga
Kemulian Beliau
--------------------------
"Aku tidak pernah mengharapkan sesuatu dari kalian kecuali apa yang Allah perintahkan kepada kalian untuk selalu mencintai keluargaku. Hati-hatilah! Jangan sampai kalian menemuiku di telaga surga nanti dalam keadaan membenci keluargaku, menzalimi atau bahkan membunuh mereka!"
Rabu, 02 Maret 2011
Selasa, 01 Maret 2011
Apa Kata Non Muslim Tentang Nabi Muhammad SAW
Wed, Mar 24, 2010
Nabi Muhammad, Nabi dan Rasul
(QS 33 al-Ahzab:40)
Ya Allah, curahkan shalawat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluaganya.
Berikut ini adalah kumpulan cuplikan pendek dari berbagai tokoh terkemuka non-Muslim dari kalangan sarjana, penulis, filosof, penyair, politisi, dan aktifis di dunia Timur dan Barat. Perlu diketahui bahwa, tak seorang pun di antara mereka yang kemudian menjadi Muslim. Karena itu, kalimat-kalimat yang dicuplik di bawah ini merefleksikan pandangan pribadi mereka atas berbagai aspek kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.
Michael H. Hart (1932- )
Profesor astronomi, fisika dan sejarah sains
“Pilihan saya menempatkan Muhammad di urutan teratas dalam daftar orang-orang yang paling berpengaruh di dunia boleh jadi mengejutkan para pembaca dan dipertanyakan oleh banyak orang, tetapi dia (Muhammad) adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil dalam dua tataran sekaligus, agama (ukhrawi) dan sekular (duniawi).”
[The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, New York, 1978, h. 33]
William Montgomery Watt (1909- )
Profesor (Emeritus) Studi Bahasa Arab dan Islam di University of Edinburgh
“Kerelaannya dalam mengalami penganiayaan demi keyakinannya, ketinggian akhlak orang-orang yang mempercayainya dan menghormatinya sebagai pemimpin, dan kegemilangan prestasi puncaknya —semua itu membuktikan ketulusan hatinya yang sempurna. Tetapi kenyataannya, tak seorang tokoh besar pun dalam sejarah yang sangat kurang dihargai di dunia Barat seperti Muhammad. Menganggap Muhammad sebagai seorang penipu akan menimbulkan lebih banyak masalah ketimbang memecahkannya.”
[Mohammad At Mecca, Oxford, 1953, h. 52]
Alphonse de Lamartine (1790-1869)
Penyair dan negarawan Prancis
“Filosof, orator, utusan Tuhan, pembuat undang-undang, pejuang, penakluk pikiran, pembaru dogma-dogma rasional dan penyembahan kepada Tuhan yang tak terperikan; pendiri dua puluh kerajaan bumi dan satu kerajaan langit, dialah Muhammad. Berkaitan dengan semua norma yang menjadi tolak ukur kemuliaan manusia, kita boleh bertanya, adakah manusia yang lebih besar daripada dia?”
[Histoire De La Turquie, Paris, 1854, vol. II, h. 276-277]
Reverend Bosworth Smith (1794-1884)
Mantan pengawas Trinity College, Oxford
“… Dia Caesar sekaligus Paus; tetapi dia adalah Paus tanpa pangkat Paus dan Caesar tanpa pasukan Caesar. Tanpa tentara tetap, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pendapatan tetap, jika pernah ada manusia yang memiliki hak untuk mengatakan bahwa dia diperintah oleh Tuhan Yang Maha Benar, dialah Muhammad; karena dia memiliki semua kekuasaan tanpa peralatan dan pendukung untuk itu.”
[Mohammed and Mohammedanism, London, 1874, p. 235]
Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948)
Pemikir, negarawan, dan pemimpin nasionalis India
“…. Saya semakin yakin bahwa bukanlah pedang yang menaklukkan sebuah daerah bagi Islam untuk hidup pada zaman itu. Kesederhanaan yang teguh, nabi yang sama sekali tidak menonjolkan-diri, kesetiaannya yang luar biasa kepada janjinya, kasih sayangnya yang amat besar kepada para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, kepercayaannya yang mutlak kepada Tuhan dan kepada misinya; inilah, dan bukan pedang, yang mengantarkan segala sesuatu di hadapan mereka dan mengatasi setiap masalah.”
[Young India (majalah), 1928, Volume X]
Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan Inggris terbesar di zamannya
“Kesuksesan kehidupan Muhammad yang luar biasa disebabkan semata-mata oleh kekuatan akhlak tanpa pukulan pedang.”
[History Of The Saracen Empire, London, 1870]
John William Draper (1811-1882)
Ilmuwan, filosof, dan sejarawan Amerika
“Empat tahun setelah runtuhnya kekaisaran Roma Timur (Kaisar Justin), pada 569 Masehi, di kota Makkah, di jazirah Arab, lahirlah manusia yang di antara seluruh manusia telah memberikan pengaruh amat besar bagi umat manusia… Muhammad.”
[A History of the Intellectual Development of Europe, London, 1875, vol.1, h. 329-330]
David George Hogarth (1862-1927)
Ahli arkeologi Inggris, penulis, dan pengurus Museum Ashmolean, Oxford
“Tindak-tanduk kesehariannya, yang serius ataupun yang sepele, menjadi hukum yang ditaati dan ditiru secara sadar oleh jutaan orang masa kini. Tak seorang pun diperhatikan oleh golongan umat manusia mana pun seperti Manusia Sempurna ini yang diteladani secara saksama. Tingkah laku pendiri agama Kristen tidak begitu mempengaruhi kehidupan para pengikut-Nya. Selain itu, tak ada Pendiri suatu agama yang dikucilkan tetapi memperoleh kedudukan mulia seperti Rasul Islam.
[Arabia, Oxford, 1922, h. 52]
Washington Irving (1783-1859)
Terkenal sebagai “sastrawan Amerika pertama”
“Dia makan secara sederhana dan bebas dari minuman keras, serta sangat gemar berpuasa. Dia tidak menuruti nafsu bermewah-mewah dalam berpakaian, tidak pula ia menuruti pikiran yang sempit; kesederhaannya dalam berpakaian dilatarbelakangi oleh sikapnya yang tidak mempedulikan perbedaan dalam hal-hal yang sepele…. Dalam urusan pribadinya dia bersikap adil. Dia memperlakukan kawan dan orang asing, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka dengan kebaikan hati dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka…. Keberhasilan militernya bukanlah kemenangan yang sia-sia dan sekali-kali tidak membuatnya merasa bangga, karena tujuan semuanya itu bukan untuk kepentingan pribadinya. Ketika dia memiliki kekuasaan yang amat besar, ia tetap sederhana dalam sikap dan penampilannya, sama seperti ketika dia dalam keadaan sengsara. Sangat berbeda dengan seorang raja, dia tidak suka jika, ketika memasuki ruangan, orang menunjukkan penghormatan yang berlebihan kepadanya.”
[Life of Mahomet, London, 1889, h. 192-3, 199]
Annie Besant (1847-1933)
Teosof Inggris dan pemimpin nasionalis India, Presiden Kongres Nasional India pada 1917
“Siapa pun yang mempelajari kehidupan dan sifat Nabi besar dari jazirah Arabia ini, siapa pun yang mengetahui bagaimana ia mengajar dan bagaimana ia hidup, pasti memberikan rasa hormat kepada Nabi agung itu, salah seorang utusan Tuhan yang luar biasa. Dan meskipun dalam uraian saya kepada Anda akan tersebut banyak hal yang barangkali sudah biasa bagi kebanyakan orang, akan tetapi setiap kali saya membaca-ulang tentang dia, saya sendiri merasakan lagi kekaguman yang baru, menimbulkan lagi rasa hormat yang baru kepada guru bangsa Arab yang agung itu.”
[The Life and Teachings of Muhammad, Madras, 1932, h. 4]
Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan besar Inggris di zamannya
“Memorinya (yakni, Muhammad) sangat besar dan kuat, sikapnya sederhana dan ramah, imajinasinya agung, keputusannya jelas, cepat, dan tegas. Dia memiliki keberanian berpikir maupun bertindak.”
[History of the Decline and Fall of the Roman Empire, London, 1838, vol.5, h.335]
KISAH ISRA’ MI’RAJ
Sun, Jul 4, 2010
Demikian pula perjalanan Beliau dari Masjidil Aqsa dengan naik tangga ke langit pertama, kedua dan seterusnya, sampai langit ke tujuh kemudian ke Shidratul Muntaha perjalanan Beliau yang dinamai Mi’raj. Ada dua hal yang bisa dipermasalahkan.
Pertama apakah perjalanan Isra’ dan Mi’raj yang Beliau jalani dengan badan dan ruh atau dengan ruh Beliau saja ?.
Kedua, dimana letak tujuh lapis langit yang Beliau harungi ?. Apakah itu di sistem tata surya kita dengan planet – planet Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto ? atau diluar sistem tata surya kita, atau di galaksi kabut susu, atau di galaksi yang lain, misalnya di galaksi Andromeda.
Ataukah sama sekali di luar alam semesta yang kita hayati ini ?
Sebagian besar umat Islam berpendapat, bahwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah SAW dilaksanakan dengan ruh dan badan. Alasan mereka ialah, bahwa Rasulullah SAW menceritakan kisah itu tidak menyebut – nyebut, bahwa Beliau melakukan perjalanan itu hanya dengan ruh.
Dan seandainya itu melakukan perjalanan itu dengan ruh saja, niscaya orang – orang kafir tidak mempersoalkan jarak yang demikian jauh dapat dilakukan kurang dari satu malam. Sebagian umat berpendapat, bahwa Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj dengan ruh Beliau, sedang badan Beliau tetap di Mekkah. Mereka berpendapat orang dapat mengeluarkan ruh dari badannya.
Memang ada dikemukakan kasus – kasus seperti itu. meskipun cerita – cerita tentang orang yang dapat mengeluarkan badan ruhaninya atau badan halusnya dari badan jasmaninya tercatat beberapa macam, tetapi kebenaran cerita – cerita itu masih belum sampai pada penelitian ilmiah yang dapat dipercaya dalam dunia sains.
Antara lain suatu kisah tentang orang yang mengalami operasi. Ketika dibius, dia merasa ringan dan terbang keatas. Dia melihat badan jasmaninya mengalami operasi. Ruh yang sudah keluar dari jasmani kasar melayang keluar rumah sakit sampai pada kompleks pertokoan. Di situ dia melihat seorang kawan sedang berhenti berjalan di muka toko sepatu dan melihat – lihat di etalase. Ruh itu kemudian terbang kembali memasuki jasmani kasarnya. Ketika di cek, kawan yang dilihat berdiri di muka toko sepatu itu cocok dengan pengamatannya, yakni hari, dan waktunya. Ini dianggap suatu bukti bahwa badan halus mampu keluar dari badan kasarnya.
Wallahu’alam bish shawab.
Muhammad SAW, Memang Luar Biasa Sun, May 16, 2010 Kisah dan Hikmah, Mutiara Rasul, Nabi Muhammad, Nabi dan Rasul
Sun, May 16, 2010
“Salam untukmu Yaa Rasulullah.”
Lalu Badui itu minta agar pohon tersebut kembali ketempatnya semula, dan pohon itupun kembali ketempatnya seperti keadaan sebelumnya setelah diperintahkan oleh Rasulullah. “Izinkan aku untuk bersujud padamu.” Kata Badui itu tadi kepada Rasulullah, dan Nabi berkata:
“Kalau aku mau menyuruh manusia sujud kepada manusia, niscaya aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya.”
Badui berkata “Kalau begitu izinkan aku untuk mencium kedua tangan dan kakimu.” Dan Rasulpun mengizinkannya.”
Dan salah satu mukjizat Nabi Muhammad yang sudah tak asing lagi adalah rintihan batang pohon kurma yang tak ingin berpisah dengan beliau, bahkan kabar ini sudah mencapai derajat hadits Mutawatir, karena telah banyak diriwayatkan para imam hadits dari belasan sahabat kenamaan seperti Jabir Bin Abdillah, Anas Bin Malik, Abu Sa’id Al Khudry, Buraidah dan lain-lain.
Sahabat Jabir Bin Abdillah menuturkan “Atap masjid terbuat dari pelepah kurma, dan bila Nabi sedang berkhutbah beliau bersandar di salah satu sisinya. Namun ketika telah dibuatkan mimbar yang baru untuk beliau, tiba-tiba kami mendengar rintihan tersebut seperti suara gergaji. Hingga masjid mendengung karena suara rintihannya, hingga Nabi menghampirinya dan beliau meletakkan tangan beliau yang mulia lalu ia diam, lalu Nabi memberikan untuknya dua pilihan, beliau bersabda “Kalau kau ingin, aku akan kembalikan kamu ke tempat yang sebelumnya kamu tempati, hingga tumbuh kembali cabang-cabangmu, dan hingga sempurna pertumbuhanmu dengan terus berbuah, dan aku akan menanammu di surga, dan para wali Allah akan memakan dari buahmu?.”. Lalu Nabi mendengarkan pilihannya, dan menyimak apa yang dikatakan pohon tersebut, dan Rasul memberitahukan pilihannya dengan sabdanya (menerjemahkan pembicaraan pohon itu) “Kau tanam aku di surga, dan para wali Allah memakan dari buahanku, hingga aku berada di tempat yang kekal dan tak akan binasa (surga).” Lalu Nabi bersabda “Aku telah memenuhinya…
“Dia telah memilih tempat yang kekal (Akhirat), ketimbang tempat yang fana (dunia).”
Al Imam Hasan Al Bashry bila sedang mengemukakan hadits ini, beliau selalu menangis sambil berkata kepada yang hadir di sekitarnya “Wahai para hamba Allah, sebatang kayu merintih lantaran ia merindukan Rasulullah di tempatnya, maka kalianlah sebenarnya yang lebih layak dan lebih pantas untuk rindu bertemu dengan beliau SAW.”
Sumber : Buku Muhammad SAW, Memang Luar Biasa, karya Muhamad bin Alwi
Kelembutan Sang Rasul
Wed, Mar 24, 2010
Muhammad Ar-Rasul di Tha’if
Sepeninggal Abu Thalib, gangguan kafir Quraisy terhadap Rasulullah saaw semakin bertambah ganas. Ketika beliau merasakan gangguan kaum musyrikin Quraisy bertambah hebat dan tetap menolak serta menjauhi agama Islam, beliau berpikir untuk meninggalkan Makkah dan pergi ke Tha’if. Beliau berharap akan memperoleh dukungan penduduk setempat dan akan menyambut baik ajakan beliau untuk memeluk agama Islam. Dengan harapan itu, Muhammad saaw sang Rasul bersama Zaid bin Haritsah, anak angkat beliau saaw, pergi ke Tha’if.
Banyak tokoh Quraisy membangun tempat peristirahatan di sana. Kabilah terbesar di Tha’if adalah Bani Tsaqif, kabilah yang berkuasa serta mempunyai kekuatan fisik dan ekonomi yang cukup memadai. Mengetahui akan hal ini, Rasulullah saaw menemui pemimpin Bani Tsaqif yang terdiri dari tiga bersaudara.
Rasulullah saaw menyampaikan maksud kedatangan beliau dan mengajak mereka untuk memeluk Islam dan tidak menyembah selain Allah SWT. Namun jawaban dari mereka sungguh di luar harapan Nabi Muhammad saaw.
Salah satu dari mereka berkata, “Apakah Allah tidak dapat memperoleh seseorang untuk diutus selain engkau?”
Yang lainnya berkata, “Kami hidup turun-temurun di sini. Tiada kesusahan atau pun penderitaan. Hidup kami makmur, serba berkecukupan, dan kami merasa senang dan bahagia. Oleh sebab itu, kami tak perlu agamamu. Juga tidak perlu dengan segala ajaranmu. Kami pun punya Tuhan yang bernama Al-Latta, yang memiliki kekuatan melebihi berhala Hubal di Ka’bah. Buktiny dia telah memberikan kesenangan di sini dengan segala kemewahan dan kekayaan yang kami miliki.”
Yang lainnya lagi berkata, “Jauh berbeda dengan ajaran yang kalian tawarkan. Penuh siksaan dan daerah yang selalu penuh dengan derita. Jels kami menolak ajaran kalian. Bila tidak, akan menimbulkan malapetaka bagi penduduk kami di sini.”
Mendengar jawaban mereka, berkata Muhammad Rasulullah saaw, “Bila memang demikian, kami pun tidak memaksa. Maaf kalau telah mengganggu kalian. Kami mohon diri.”
Berkata mereka, “Pergilah kalian cepat-cepat dari sini! Sebelum kau sebarkan bencana besar bagi penduduk di sini. Oh ya, kedatangan kalian ke sini tak bisa kami diamkan begitu saja. Mau tak mau kami harus melaporkan hal ini kepada pemimpin Bani Quraisy di Makkah sebagai mitra kami. Kami tidak ingin berkhianat kepada mereka.”
Maka Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah keluar dari rumah para pemimpin Bani Tsaqif itu. Akan tetapi, para pemimpin Bani Tsaqif tidak membiarkan mereka berdua pergi begitu saja. Di luar rumah para pemimpin Bani Tsaqif, Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah dihadang oleh sekelompok penduduk kota Tha’if yang tampaknya tidak ramah. Bahkan di antara kelompok itu ada beberapa anak kecil. Dengan satu aba-aba dari seseorang, sekelompok penduduk itu pun melempari Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah dengan batu. Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Rasulullah saaw sambil pergi dari tempat itu. Mereka berdua terluka akibat lemparan-lemparan itu.
Setelah agak jauh dari kota Tha’if, Rasulullah berteduh dekat sebuah pohon sambil membersihkan luka-luka mereka.
Sesudah agak tenang, Rasulullah mengangkat kepala menengadah ke atas, ia hanyut dalam suatu doa yang berisi pengaduan yang sangat mengharukan:
“Allahumma ya Allah, kepadaMu juga aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Mahapengasih Mahapenyayang. Engkaulah yang melindungi si lemah, dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Kauserahkan daku? Kepada orang yang jauhkah yang berwajah muram kepadaku, atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli, sebab sungguh luas kenikmatan yang Kaulimpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada Nur Wajah-Mu yang menyinari kegelapan, dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat. Janganlah Engkau timpakan kemurkaanMu kepadaku. Engkaulah yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya upaya kecuali dengan Engkau.”
Allah mengutus Jibril untuk menghampiri beliau saaw. Jibril berkata, “Allah mengetahui apa yang telah terjadi di antara kamu dan penduduk kota Tha’if. Dia telah menyediakan malaikat di gunung-gunung di sini untuk menjalankan perintahmu. Jika engkau mau, maka malaikat-malaikat itu akan menabrakkan gunung-gunung itu hingga penduduk kota itu akan binasa. Atau engkau sebutkan saja suatu hukuman bagi penduduk kota itu.”
Rasulullah saaw terkejut dengan hal ini, lalu bersabda, “Walau pun orang-orang ini tidak menerima ajaran Islam, aku harap dengan kehendak Allah, anak-anak mereka pada suatu masa nanti akan menyembah Allah dan berbakti kepada-Nya.” Demikianlah kelembutan hati Rasulullah saaw. Dia manusia, tapi tak seperti manusia. Begitu mulya pengorbanan beliau. Walaupun halangan menimpa, namun hatinya tetap tabah dan penuh kelembutan dan kasih-sayang. Maka betapa kejinya orang-orang yang menghina manusia mulya ini. Betapa jahatnya orang-orang yang menyakiti beliau. Akan tetapi manusia di zaman ini begitu mudah menyakiti perasaan beliau dengan meninggalkan ajaran beliau saaw. Tidak tahukah mereka, bahwa setiap hari amal-amal mereka dihadapkan kepada Rasulullah? Jika amal itu baik, maka beliau pun bergembira dan bersyukur. Jika amal itu buruk, maka beliau dengan kelembutannya memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang itu. Adakah pemimpin yang selalu memikirkan ummatnya dari sejak di dunia hingga di kehidupan berikutnya selain beliau saaw?
Tak jauh dari tempat istirahat Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah, terdapat sebuah kebun milik ‘Utbah bin Rabi’ah. Kebetulan dua orang anak ‘Utbah berada di situ. Melihat keadaan Rasulullah saaw dan Zaid, mereka menyuruh budak mereka, ‘Addas, yang beragama Nashrani untuk membawakan buah anggur dari kebun itu.
Pelayan itu segera menghampiri Rasulullah saaw dan berkata, “Makanlah anggur ini wahai tuan-tuan. Semoga dapat melepaskan dahaga kalian.” Kemudian Rasulullah saaw mengambil anggur itu sambil mengucapkan, “Bismillah.”
Addas, demi mendengar ucapan Rasulullah saaw, merasa kagum dan berkata, “Sungguh, kata-kata itu tidak pernah diucapkan penduduk daerah ini.”
Rasulullah saaw bertanya, “Dari negara mana engkau dan apa agamamu?” ‘Addas menjawab, “Aku seorang penganut Nashrani, aku berasal dari Niniwe.”
Rasulullah saaw berkata, “Oh, dusun tempat seorang hamba Allah yang shalih, Yunus bin Matta.”
Addas bertanya penuh kekaguman, “Dari manakah Anda mengenal Yunus bin Matta?” Rasulullah saaw menjawab, “Dia saudaraku. Dia seorang nabi, dan aku pun seorang nabi.”
Dengan perasaan gembira bercampur haru, Addas memeluk Rasulullah dan menciumi kening, tangan dan kaki Rasulullah saaw.
Setelah merasa cukup beristirahat, Rasulullah saaw dan Zaid bin Haritsah beranjak pulang ke Makkah.
Yunus bin Matta adalah seorang Nabi dari Niniwe, terkadang disebut juga sebagai Dzun Nun. Penduduk Niniwe begitu ingkar dan menolak ajaran yang dibawa beliau as. Lalu beliau pergi dari negeri itu dengan menggunakan perahu. Akan tetapi di tengah laut beliau terpaksa di buang ke laut dan kemudian di makan ikan. Beliau tinggal di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam. Kemudian beliau dimuntahkan ikan itu ke tepi pantai dekat Niniwe. Penduduk Niniwe menyambut kedatangan beliau yang ternyata penduduk Niniwe telah bertobat dan menerima ajaran yang beliau bawa. Kisah ini dapat dilihat dalam Al-Qur`an surat Al-Anbiya` ayat 87-88 dan Ash-Shaffat ayat 139-148
Akhlak Rasulullah di Undang Makan Seorang Budak
Sat, Feb 6, 2010
Dan Rasulullah SAW tidak pernah mau mengecewakan orang lain, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa seorang wanita ( Barirah RA) seorang budak wanita miskin dari Afrika, ia mengundang Rasul SAW karena diberi makanan oleh salah seorang sahabat makanan yang sangat enak, maka ia tidak berani memakannya karena sudah lama ingin mengundang Rasul SAW tapi malu tidak punya apa-apa.
Maka ketika datang makanan enak sebelum ia ingin mencicipinya, seumur hidup dia belum mencicipinya dia teringat kepada Rasul SAW, aku ingin Rasul datang mumpung ada makanan yang enak padahal seumur hidup dia belum mencicipi makanan itu.
Maka ketika datang makanan enak sebelum ia ingin mencicipinya, seumur hidup dia belum mencicipinya dia teringat kepada Rasul SAW, aku ingin Rasul datang mumpung ada makanan yang enak padahal seumur hidup dia belum mencicipi makanan itu.
Barirah yang susah ini pun datang mengundang Rasul SAW ke rumahnya, maka Rasul SAW datang bersama para sahabat untuk menyenangkan Barirah RA seorang budak wanita yang miskin, Rasul saw tidak ingin mengecewakan orang lain maka datang Sang Nabi bersama para sahabat, para sahabat melihat makanan yang sangat enak dan mahal tidak mungkin Barirah membelinya sendiri, maka berkata para sahabat : “Yaa Rasulallah barangkali ini adalah makanan zakat, sedangkan engkau tidak boleh memakan zakat dan shadaqah , kalau bukan makanan zakat ya makanan shadaqah, tentunya kau tidak boleh memakannya”…
Berubahlah hati Barirah dalam kekecewaan, hancur hatinya dengan ucapan itu walau ucapan itu benar Rasul SAW tidak boleh memakan shadaqah dan zakat, namun ia tidak teringat akan hal itu karena memang ia di sedekahi makanan ini, hancur perasaan Barirah RA dan bingung juga risau dan takut serta kecewa dan bingung karena sudah mengundang Rasul SAW untuk makan makanan yang diharamkan pada Rasulullah SAW.
Namun bagaimana manusia yang paling indah budi pekertinya dan bijaksana, maka Rasul SAW berkata : “ Makanan ini betul shadaqah untuk Barirah dan sudah menjadi milik Barirah, Barirah menghadiahkan kepadaku maka aku boleh memakannya “, dan Rasul SAW pun memakannya.
Demikianlah jiwa yang paling indah tidak ingin mengecewakan para fuqara’, itu makanan sedekah betul untuk Barirah tapi sudah menjadi milik Barirah dan Barirah tidak menyedekahkannya padaku ( Rasulullah SAW ) tapi menghadiahkannya kepadaku demikian indahnya Sayyidina Muhammad SAW,
Firman Allah SWT :
????????? ??????? ?????? ????????
“Dan sungguh engkau ( Muhammad SAW ) berada pada akhlak yang agung”.
10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga
Mon, Mar 9, 2009
Kisah singkat 10 Sahabat
1. Abu Bakar bin Abi Qohafah (Assiddiq), adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah, hanya berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar ketimbang para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah tengah orang lain.
“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)
Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.
2. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.
Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.
3. Utsman bin Affan, sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.
4. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib, pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana kehidupannya.
5. Sahabat kelima yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”
6. Azzubair bin Awwam, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.
Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
7. Adalah Abdurrahman bin Auf, yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”
8. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash, orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.
9. Said bin Zaid, adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.
10. Nama terakhir yang meraih jaminan surga adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah menurunkan QS Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.”
Mengkaji Ulang Gambar-gambar Yang Dianggap sebagai Bukti Kebesaran Allah
Melalui media internet (atau terkadang juga dalam bentuk selebaran cetak, dsb.) tak jarang kita menerima email yang berisi tentang 'Bukti-bukti kebesaran Allah atau Islam' atau 'Mukjizat Allah' atau sekedar link ke sebuah situs/blog yang memuat berita atau penjelasan tentang apa yang dianggap atau diklaim sebagai 'ayat-ayat (mukjizat) Allah yang nyata'. Biasanya, yang dapat dilihat dalam berita semacam itu adalah sesuatu yang terlihat mengejutkan: berupa gambar atau kejadian alam yang 'aneh' atau tidak biasa. Misalnya, adanya tulisan atau lafal Allah atau Muhammad atau kalimat / kata yang berhubungan dengan Islam pada benda-benda atau makhluk-makhluk di alam. Contohnya di bawah ini.
Tetapi sebelum itu, coba kita renungkan:
Tetapi sebelum itu, coba kita renungkan:
- Pernahkah kita mempertanyakan ke-shahihan atau kebenaran dari gambar-gambar semacam itu? Jangan-jangan cuma lukisan tuangan kreatifitas sang pelukisnya (kasus gambar pohon yang membentuk lafal laa ilaaha illallaah) atau manipulasi gambar?
- Ada juga foto-foto atau gambar yang asli. Namun, seberapa tepatkah penafsirannya? Kadang faktanya tidak sesuai dengan penafsiran.
Bagaimana jika ada bentukan-bentukan di alam (yang kalau kita bayangkan dengan sedikit imajinasi) ternyata berbentuk salib atau wajah Yesus atau Bintang David atau lambang keagamaan atau sekte2 kepercayaan lain???
Lihat >> contoh1 :: contoh2 :: contoh3
Mereka kemudian juga bisa meng-klaim: inilah bukti kebenaran agama kami.
Bukit Wajah Manusia | Aurora Lafal Allah | Langit Mawar Merah | Bulan Terbelah | Batu Terbang |
Keajaiban Ilmiah Al Qur'an
Sesungguhnya berbagai bukti ilmiah, benar-benar hasil penemuan ilmu dan teknologi manusia mutakhir, telah menunjukkan kebenaran dari ayat-ayat qauliyah atau wahyu Allah dalam Al Qur'an. Beberapa contohnya dapat dilihat melalui tautan berikut ini (diterjemahkan dari buku Petunjuk Ringkas Bergambar untuk Memahami Islam):Antara Batu Terbang, Masjid al Aqsha dan Kubah Emas di Yerusalem
Batu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan Masjid Kubah Emas
Ada tradisi dan kepercayaan di kalangan kaum muslimin tentang batu yang menjadi titik tolak Nabi Muhammad melakukan Mi’raj ke langit. Batu ini berada di Yerusalem, Palestina. Batu ini benar-benar ada. Ia berada di wilayah yang sekarang disebut sebagai: Mount Temple atau Gunung Kuil oleh orang Yahudi. Disebut demikian karena mereka mempercayai bahwa Kuil Nabi Sulaiman pernah dibangun di wilayah tersebut. Bahkan sebagian mempercayai kuil tersebut dibangun di atas batu yang sama. Kaum muslimin menyebut wilayah tersebut sebagai Haram al Quds al Syarif atau Kawasan Suci dan Mulia.Sejak lama batu tersebut telah memperoleh penghormatan dari kaum muslimin. Bahkan konon ceritanya, Khalifah Umar bin Khathab juga mengunjungi batu ini setelah ia menundukkan Yerusalem. Ketika Khalifah Abdul Malik bin Marwan berkuasa, ia memerintahkan pembangunan Qubah ash Shakhra (Kubah Batu) di tahun 685 M yang melindungi batu tersebut dan para pengunjungnya dari terik dan dingin. Sebagian sejarawan juga menyatakan bahwa pembangunan Kubah ini untuk menyaingi kemegahan bangunan-bangunan keagamaan lain di wilayah Yerusalem, seperti Gereja Holy Sepulchre, dan mencegah agar kaum muslimin tidak terpesona dengan kemegahan agama lain. Uang sebanyak 10,000 dinar emas kemudian dilebur untuk melapisi bagian luar kubah tersebut. Jadi, Masjid Kubah Emas atau Qubah ash Shakhra inilah yang melingkupi batu tersebut hingga kini. (Sumber: Wikipedia)
Sejak masa Umar itulah, wilayah Haram al Syarif ini menjadi wilayah kekuasaan kaum muslimin. Adanya bangunan berkubah emas yang berada di tempat tinggi dan berkilauan memberikan kebanggaan tersendiri bagi kaum muslimin. Hal ini pun makin menambah rasa kepemilikan dan penghormatan atas wilayah suci yang pernah menjadi kiblat pertama kaum muslimin ini. Tidak mengherankan jika kemudian Masjid Kubah Emas ini menjadi simbol dari wilayah suci Al Quds dan bahkan Palestina secara umum.
Mereka yang pernah mengunjungi atau melihat bagian dalam Masjid Kubah Emas ini tentu akan melihat keunikan sang batu. Keunikan inilah yang, menurut saya, kemudian memunculkan cerita dan legenda tentang batu yang ingin terbang mengikuti Nabi ke langit.
Gambar kanan menunjukkan suasana di dalam gua. Terlihat ada tangga yang menghubungkan bagian luar (gambar kiri) dan bagian dalam gua. Ada ruangan yang cukup lapang untuk belasan orang di sana. Dari foto terlihat bahwa atap gua cukup tinggi dan mulut gua lebar. Kita dapat bayangkan bila orang duduk di bawah sana dan melihat ke atas, ke arah mulut gua, maka batu yang menjadi atap gua tersebut seolah melayang di udara.
Inilah yang menurut saya menjadi sumber cerita batu terbang tersebut.
Perkataan Ibnul 'Arabi tentang 'Batu Terbang'
Ini adalah tambahan informasi tentang sebuah kisah yang saya ambil dari Blog Qhazanah.Dalam kitab al-Israk wal-Mikraj oleh Khalid Saiyyid Ali di halaman 82, atas tajuk yang bermaksud 'Tempat Nabi bermikraj', disebut di bawahnya suatu penulisan (yang bermaksud): "Berkatalah al-Imam Abu Bakar Ibnul ‘Arabi, ketika membuat penjelasan (syarah) Kitab al-Muwattak oleh Imam Malik disebutkan, batu besar di Baitulmaqdis adalah suatu keajaiban Allah SWT. "Batu itu berdiri sendiri di tengah-tengah Masjidil Aqsa, tergantung-gantung dan terpisah daripada semua bahagiannya dengan bumi. Tidak ada yang memegangnya, melainkan Yang Memegang langit, daripada jatuh menimpa bumi." "Di puncaknya dari arah selatan, itulah tempat kaki Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam berpijak untuk menaiki Buraq, di sebelah itu agak condong. Dikatakan kerana kegerunannya atas kehebatan baginda Sallallahu ‘Alaihi Wasallam maka batu itu tergantung, saya sendiri takut untuk berada di bawahnya, kerana takut batu itu menghempap saya kerana dosa-dosa saya." "Setelah beberapa ketika kemudian, saya pun memberanikan diri dan masuk berteduh di bawahnya, maka saya dapat melihat pelbagai keajaiban. Saya dapat menyaksikan ia dari semua arah. Saya benar-benar melihatnya terpisah dari bumi. Ada arah yang lebih jauh terpisah dari bumi daripada arah yang lain."Ditambahkan oleh sang penulis blog, bahwa ia pernah mengunjungi Kubah Batu tersebut dan mendapati bahwa sekarang tidak terlihat bahwa batu tersebut melayang. Persis seperti gambar-gambar gua di atas.
Masjid Kubah Emas dan Masjid Al Aqsha
Gambar di samping adalah foto udara wilayah Haram Al Syarif yang dibatasi oleh tembok tinggi dengan latar belakang wilayah Kota Tua Yerusalem. Masjid Kubah Emas terlihat mencolok di tengah wilayah tersebut. Ada satu lagi bangunan berkubah yang berada pada sisi kanan bawah. Itulah bangunan Masjid Al Aqsha.Sebagai sebuah masjid, Khalifah Umarlah yang pertama kali membangunnya dalam bentuk bangunan kecil. Khalifah Al Malik yang juga membangun Kubah Emas kemudian memugar dan memperluasnya. Setelah beberapa kali pembanguan kembali dan pemugaran karena hancur oleh gempa, bangunan yang sekarang ada merupakan peninggalan Masjid dari masa kekhalifahan Fatimiyah sekitar awal abad ke 10.
Hari ini, wilayah Kota Tua Yerusalem telah berada di bawah kekuasaan Israel. Namun, wilayah Haram Al Syarif dengan Kubah Emas dan Masjid Al Aqsha-nya tetap berada dalam pengelolaan Kementrian Waqaf Yordania. Secara umum, hanya orang islam saja yang diperkenankan memasuki wilayah ini. Pada tahun 2007, sempat terjadi protes besar-besaran di dunia islam karena pemerintah Israel melakukan penggalian di bagian luar tembok yang berbatasan langsung dengan Masjidil Aqsha.
Bagi yang tertarik untuk melihat-lihat wilayah Al Quds ini, Saudi Aramco World telah membuat sebuah wisata virtual di situs webnya. Di sana dipaparkan dengan jelas sejarah Kubah Emas dan Masjidil Aqsha. Dan lebih menarik lagi, ditampilkan pula gambar-gambar panorama interaktif berbagai tempat di wilayah tersebut, termasuk gua di bawah batu yang dijelaskan di atas. Selain itu ada juga wisata virtual ke Al Hambra di Spanyol dan Masjid Sulaiman di Turki. Sangat menarik!
Minggu, 27 Februari 2011
cahaya rosululloh
NUR MUHAMMAD DILIHAT OLEH MALAIKAT KETIKA MAU BERSUJUD KEPADA ADAM
Posted on by wongalus
Ustadz helmi
helmi.andrian17@gmail.com
Nabi Adam alaihisallam bertanya : “Ya,Allah mengapa para malaikat ini berdiri berbaris bershaf-shaf dibelakangku?”Allah subhana Wata’ala berfirman kepada Nabi Adam: Wahai Adam para malaikat itu berdiri dibelakangmu, karena tengah memperhatikan Nur kekasihku Muhammad
Dijelaskan bahwa Allah Subhana Wata’ala membagi Nur Muhammad menjadi empat bagian.Bagian pertama dari Nur muhammad, dijadikan Lauhih Mahfuz dan bagian kedua dari Nur Muhammad. Allah Subhana wata’ala menjadikan Qolam atau pena. Selanjutnnya, Bagian ketiga dari Nur muhammad, dengan Nur tersebut Allah subhana wata’ala menjadikan Arsyi.Arsyi adalah Mahkluk Allah subhana Wata’ala yang terbesar seperti digambarkan dalam firmannya yaitu “wahuwa Robbul Arsyil”adzhim Dia-lah Allah Subhana Wata’ala pemelihara Arsyi yang besar Makhluk terbesar ini pun berasal Nur Muhammad.
Bagian keempat dari Nur Muhammad tersebut Allah Subhana Wata’ala menjadi empat bagian pula dengan rincian sebagai berikut :
1. Bagian pertama dari Nur Muhammad yang keempat dengan nur itu Allah subhana Wata’ala menjadikan akal bagi manusia.
2. Bagian kedua dari Nur Muhammad yang keempat dengan Nur tersebut Allah Subhana Wata’ala menjadikan Ilmu pengetahuan.
3. Bagian ketiga dari Nur muhammad yang keempat dengan Nur itu, Allah Subhana Wata’ala menjadikan cahaya hati,cahaya siang dan cahaya Arsyi
4. Bagian keempat dari Nur Muhammad yang keempat, bagian Nur inilah yang kelak akan menjadikan fisik nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan lahir lahir ke dunia ini.Nur yang kelak menjadi Fisik nabi kita itu disimpan oleh Allah Subhana Wata’ala dibawah Arsyi selama 2000 tahun sebelum Allah menciptakan Nabi Adam ‘Alaihissalam
Ketika Allah Subhana Wata’ala menciptakan Nabi Adam ‘Alaihissalam, Nur yang tersimpan di bawah Arsyi yang kelak akan lahir menjadi fisik Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dipindahkan oleh Allah subhana Wata’ala ke dalam tulang sulbi Nabi Adam Alaihissalam selesai diciptakan ba’da ashar hari Jumat, langsung ditempatkan di dalam sorga. Allah subhana Wata’ala memerintahkan malaikat untuk sujud menghormat terhadap Nabi Adam ‘Alaihissalam .
Saat para malaikat diperintahkan oleh Allah subhana Wata’ala untuk sujud menghormati Nabi Adam ‘Alaihissalam, Para malaikat pun segera berdiri dibelakang nabi Adam ‘Alaihissalam berbaris bershaf-shaf memnajang ke belakang nabi Adam ‘Alaihissalam. Secara rasio, nampak ada sesuatu yang janggal,yakni menghormati seseorang namun dari arah belakang, karena hal ini tidak pernah terjadi, itulah sebabnya Nabi Adam ‘Alaihissalam akhirnya bertanya kepada Allah subhana Wata’ala. Ya Allah mengapa para malaikat ini berdiri berbaris bershaf-shaf dibelakangku?”Lalu Allah subhana Wata’ala berfirman kepada Nabi Adam: Wahai Adam para malaikat itu berdiri dibelakangmu, karena tengah memperhatikan Nur kekasihku Muhammad, penutup para rasul dan nabi,karena Nur kekasihku akan ku keluarkan dari tulang rusukmu.
Berdasar keterangan ini banyak para ulama yang berpendapat bahwa secara zhohir para malaikat menghormat kepada Nabi Adam ‘Alaihissalam, namun pada hakikatnnya, para malaikat itu menghormat dengan ta’zim kepada nabi muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Setelah Nabi Adam “Alaihissalam mengetahui para malaikat berdiri di belakang mereka karenamelihat Nur Muhammad yang tersimpan di tulang sulbinya, maka Nabi Adam ‘Alaihissalam pun meminta pada Allah subhana Wata’ala agar Nur muhammad tersebut dipindahkan ke bagian depan dirinya. Maka dipindahkan Nur tersebut dari tulang sulbi ke kening Nabi Adam ‘Alaihissalam, Ketika Nur tersebut pindah, maka serentak malaikat pun pindah menghadap ke kening Nabi Adam “Alaihissalam. Lalu Nabi Adam ‘Alaihissalam meminta lagi kepada Allah subhana Wata’ala agar Nur tersebut dipindah ke bagian tubuhnya yang ia bisa melihat Nur tersebut. Lalu dipindahkan Nur Muhammad tersebut ke telunjuk Nabi Adam ‘Alaihissalam, sesaat kemudian nabi Adam ‘Alaihissalam melihat Nur tersebut sangat indah dan menakjubkan. Nabi Adam “Alaihissalam semakin takjub dengan Nur tersebut mana kala ia mendengar Nur tersebut mengucap tasbih kepada Allah subhana Wata’ala dengan tasbih yang sangat agung dan mulia.
Di kemudian hari setelah Allah subhana Wata’ala hawa, Nur Muhammad tersebut dipindahkan ke wajah hawa. Nabi Adam ‘Alaihissalam melihat Nur tersebut laksana matahari yang tengah memancarkan cahayanya dengan gemerlapan. Inilah makhluk pertama yang menjadi tempat persinggahan Nur Muhammad tersebut. Setelah Nabi Adam “Alaihissalam mempunyai anak, Nur tersebut pindah lagi ke salah satu anak Nabi Adam “Alaihissalam yang bernama Syits. Saat Nur Muhammad berada di tulang rusuk Syits, saat itulah Nabi Adam “Alaihissalam memohon perjajian kepada Allah subhana Wata’ala agar Nur Muhammad selalu berada di tulang rusuk-tulang rusuk laki-laki mulia dan suci bersih serta perempuan-perempuan mulia dan suci bersih. Sejak saat itulah nur muhammad selalu berpindah dari satu tulang sulbi laki-laki mulia dan suci bersih ke tulang sulbi laki-laki lain yg mulia dan suci bersih ke perempuan lain yg mulia dan suci bersih ke perempuan yg mulia dan suci bersih sampai ke tulang sulbi laki-laki mulia bersama Sayyydina Abdullah bin Abdul Tholib dan wanita mulia bernama Sayyidatina Aminah binti Wahab. Beliau lahir menjelang subuh, senin 12 Rabiul Awal sebagai pemimpin Para rasul dan penutup para Nabi, sebagai sumber rahmat bagi seluruh makhluk.***
i
9 Votes
Ustadz helmi
helmi.andrian17@gmail.com
Nabi Adam alaihisallam bertanya : “Ya,Allah mengapa para malaikat ini berdiri berbaris bershaf-shaf dibelakangku?”Allah subhana Wata’ala berfirman kepada Nabi Adam: Wahai Adam para malaikat itu berdiri dibelakangmu, karena tengah memperhatikan Nur kekasihku Muhammad
Dijelaskan bahwa Allah Subhana Wata’ala membagi Nur Muhammad menjadi empat bagian.Bagian pertama dari Nur muhammad, dijadikan Lauhih Mahfuz dan bagian kedua dari Nur Muhammad. Allah Subhana wata’ala menjadikan Qolam atau pena. Selanjutnnya, Bagian ketiga dari Nur muhammad, dengan Nur tersebut Allah subhana wata’ala menjadikan Arsyi.Arsyi adalah Mahkluk Allah subhana Wata’ala yang terbesar seperti digambarkan dalam firmannya yaitu “wahuwa Robbul Arsyil”adzhim Dia-lah Allah Subhana Wata’ala pemelihara Arsyi yang besar Makhluk terbesar ini pun berasal Nur Muhammad.
Bagian keempat dari Nur Muhammad tersebut Allah Subhana Wata’ala menjadi empat bagian pula dengan rincian sebagai berikut :
1. Bagian pertama dari Nur Muhammad yang keempat dengan nur itu Allah subhana Wata’ala menjadikan akal bagi manusia.
2. Bagian kedua dari Nur Muhammad yang keempat dengan Nur tersebut Allah Subhana Wata’ala menjadikan Ilmu pengetahuan.
3. Bagian ketiga dari Nur muhammad yang keempat dengan Nur itu, Allah Subhana Wata’ala menjadikan cahaya hati,cahaya siang dan cahaya Arsyi
4. Bagian keempat dari Nur Muhammad yang keempat, bagian Nur inilah yang kelak akan menjadikan fisik nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan lahir lahir ke dunia ini.Nur yang kelak menjadi Fisik nabi kita itu disimpan oleh Allah Subhana Wata’ala dibawah Arsyi selama 2000 tahun sebelum Allah menciptakan Nabi Adam ‘Alaihissalam
Ketika Allah Subhana Wata’ala menciptakan Nabi Adam ‘Alaihissalam, Nur yang tersimpan di bawah Arsyi yang kelak akan lahir menjadi fisik Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dipindahkan oleh Allah subhana Wata’ala ke dalam tulang sulbi Nabi Adam Alaihissalam selesai diciptakan ba’da ashar hari Jumat, langsung ditempatkan di dalam sorga. Allah subhana Wata’ala memerintahkan malaikat untuk sujud menghormat terhadap Nabi Adam ‘Alaihissalam .
Saat para malaikat diperintahkan oleh Allah subhana Wata’ala untuk sujud menghormati Nabi Adam ‘Alaihissalam, Para malaikat pun segera berdiri dibelakang nabi Adam ‘Alaihissalam berbaris bershaf-shaf memnajang ke belakang nabi Adam ‘Alaihissalam. Secara rasio, nampak ada sesuatu yang janggal,yakni menghormati seseorang namun dari arah belakang, karena hal ini tidak pernah terjadi, itulah sebabnya Nabi Adam ‘Alaihissalam akhirnya bertanya kepada Allah subhana Wata’ala. Ya Allah mengapa para malaikat ini berdiri berbaris bershaf-shaf dibelakangku?”Lalu Allah subhana Wata’ala berfirman kepada Nabi Adam: Wahai Adam para malaikat itu berdiri dibelakangmu, karena tengah memperhatikan Nur kekasihku Muhammad, penutup para rasul dan nabi,karena Nur kekasihku akan ku keluarkan dari tulang rusukmu.
Berdasar keterangan ini banyak para ulama yang berpendapat bahwa secara zhohir para malaikat menghormat kepada Nabi Adam ‘Alaihissalam, namun pada hakikatnnya, para malaikat itu menghormat dengan ta’zim kepada nabi muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Setelah Nabi Adam “Alaihissalam mengetahui para malaikat berdiri di belakang mereka karenamelihat Nur Muhammad yang tersimpan di tulang sulbinya, maka Nabi Adam ‘Alaihissalam pun meminta pada Allah subhana Wata’ala agar Nur muhammad tersebut dipindahkan ke bagian depan dirinya. Maka dipindahkan Nur tersebut dari tulang sulbi ke kening Nabi Adam ‘Alaihissalam, Ketika Nur tersebut pindah, maka serentak malaikat pun pindah menghadap ke kening Nabi Adam “Alaihissalam. Lalu Nabi Adam ‘Alaihissalam meminta lagi kepada Allah subhana Wata’ala agar Nur tersebut dipindah ke bagian tubuhnya yang ia bisa melihat Nur tersebut. Lalu dipindahkan Nur Muhammad tersebut ke telunjuk Nabi Adam ‘Alaihissalam, sesaat kemudian nabi Adam ‘Alaihissalam melihat Nur tersebut sangat indah dan menakjubkan. Nabi Adam “Alaihissalam semakin takjub dengan Nur tersebut mana kala ia mendengar Nur tersebut mengucap tasbih kepada Allah subhana Wata’ala dengan tasbih yang sangat agung dan mulia.
Di kemudian hari setelah Allah subhana Wata’ala hawa, Nur Muhammad tersebut dipindahkan ke wajah hawa. Nabi Adam ‘Alaihissalam melihat Nur tersebut laksana matahari yang tengah memancarkan cahayanya dengan gemerlapan. Inilah makhluk pertama yang menjadi tempat persinggahan Nur Muhammad tersebut. Setelah Nabi Adam “Alaihissalam mempunyai anak, Nur tersebut pindah lagi ke salah satu anak Nabi Adam “Alaihissalam yang bernama Syits. Saat Nur Muhammad berada di tulang rusuk Syits, saat itulah Nabi Adam “Alaihissalam memohon perjajian kepada Allah subhana Wata’ala agar Nur Muhammad selalu berada di tulang rusuk-tulang rusuk laki-laki mulia dan suci bersih serta perempuan-perempuan mulia dan suci bersih. Sejak saat itulah nur muhammad selalu berpindah dari satu tulang sulbi laki-laki mulia dan suci bersih ke tulang sulbi laki-laki lain yg mulia dan suci bersih ke perempuan lain yg mulia dan suci bersih ke perempuan yg mulia dan suci bersih sampai ke tulang sulbi laki-laki mulia bersama Sayyydina Abdullah bin Abdul Tholib dan wanita mulia bernama Sayyidatina Aminah binti Wahab. Beliau lahir menjelang subuh, senin 12 Rabiul Awal sebagai pemimpin Para rasul dan penutup para Nabi, sebagai sumber rahmat bagi seluruh makhluk.***
bersifat mulia
MEMUPUK CINTA AGAR BERSIFAT MULIA
Posted on by wongalus
Ini dua buah hadits tentang perlunya kecintaan kepada Rasulullah saw….
Pertama, mengisahkan seorang pedagang minyak goreng di Madinah. Setiap kali dia hendak pergi, termasuk pergi ke pasar, dia selalu melewati rumah Rasulullah saw. Dia selalu singgah di tempat itu sampai dia puas memandang wajah Rasul.
Setelah itu ia pergi ke pasar. Suatu saat setelah melepaskan rindunya kepada Rasul, seperti biasanya ia pergi ke pasar. Tapi tidak berapa lama setelah itu, dia datang lagi. Nabi terkejut sehingga bertanya, “Kenapa kau balik lagi?” Ia menjawab, “Ya Rasulullah, setelah saya sampai di pasar hati saya gelisah. Saya ingin kembali lagi. Izinkan saya memandang Engkau sebentar saja untuk memuaskan kerinduan saya.” Kemudian Rasul berbincang-bincang dengan orang itu.
Tidak lama setelah itu Nabi tidak lagi melihat tukang minyak itu lewat di depan rumahnya. Berhari-hari orang itu tidak lagi kelihatan batang hidungnya di depan Rasulullah saw. Lalu Rasul mengajak sahabat-sahabatnya untuk menjenguk dia. Berangkatlah mereka ke pasar dan mendapat kabar bahwa orang itu telah meninggal dunia. Rupanya pertemuan sampai dua kali waktu itu merupakan isyarat bahwa dia tidak bisa lagi memandang wajah Rasulullah saw.
Rasul bertanya kepada orang-orang di pasar, “Bagaimana akhlak orang itu?” Mereka berkata, “Orang itu pedagang yang sangat jujur. Cuma ada sedikit saja, orang ini senang perempuan.” Kemudian Rasul berkata, “Sekiranya orang itu dalam dagangnya agak lancung sedikit, Allah akan mengampuni dosanya karena kecintaannya kepadaku.” Tetapi orang itu sangat jujur dan kecintaannya kepada Rasul dibuktikan dalam kejujurannya di dalam berdagang.
Hadits kedua menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah saw sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya, seorang pemuda datang mendekati Rasul sambil berkata, “Ya Rasulullah, aku mencintaimu.” Lalu Rasulullah saw berkata: “Kalau begitu, bunuh bapakmu!” Pemuda itu pergi untuk melaksanakan perintah Nabi. Kemudian Nabi memanggilnya kembali seraya berkata, “Aku tidak diutus untuk menyuruh orang berbuat dosa.” Aku hanya ingin tahu, apa betul kamu mencintai aku dengan kecintaan yang sesungguhnya?”
Tidak lama setelah itu, pemuda ini jatuh sakit dan pingsan. Rasulullah saw datang menjenguknya. Namun pemuda itu masih dalam keadaan tidak sadar. Nabi berkata, “Nanti kalau anak muda ini bangun, beritahu aku.” Rasululah saw kemudian kembali ke tempatnya. Lewat tengah malam pemuda itu bangun. Yang pertama kali ia tanyakan ialah apakah Rasulullah saw telah berkunjung kepadanya.
Diceritakanlah kepada pemuda itu bahwa Rasulullah saw bukan saja berkunjung, tapi beliau juga berpesan agar diberitahu jika pemuda itu bangun. Pemuda itu berkata, “Tidak, jangan beritahukan Rasulullah saw. Bila Rasulullah harus pergi pada malam seperti ini, aku kuatir orang-orang Yahudi akan mengganggunya di perjalanan.” Segera setelah itu, pemuda itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Pagi hari usai shalat subuh, Rasulullah saw diberitahu tentang kematian pemuda itu. Rasul datang melayat jenazah pemuda itu dan berdo’a dengan do’a yang pendek tetapi sangat menyentuh hati, “Ya Allah, sambutlah Thalhah di sisi-Mu, Thalhah tersenyum kepada-Mu dan Engkau tersenyum kepadanya.”
Dengan hal itu Nabi menggambarkan kepada kita, bahwa orang yang mencintainya akan dido’akan oleh Nabi untuk berjumpa dengan Allah swt. Allah akan ridha kepadanya dan dia ridha kepada Allah. Dia tersenyum melihat Allah dan Allah tersenyum melihatnya.
Dua hadits di atas menceritakan kepada kita tentang pentingnya mencintai Rasulullah saw. Sudah sering kita mendengar hadits yang berbunyi, “Belum beriman kamu sebelum aku lebih kamu cintai daripada dirimu, anak-anakmu, dan seluruh ummat manusia.”
Oleh karena itu, marilah kita dengan berbagai cara agar tetap memupuk kecintaan kepada Rasulullah, kepada sesama manusia, kepada semua mahkluk, dan kepada Tuhan Sang Pecinta Sejati. Kita pantas bertanya kenapa kita diharapkan secara sukarela menabur cinta tidak terkecuali kepada Rasulullah? Untuk menjawab pertanyaan ini dan sebagai penutup saya nukilkan sebuah kisah tentang sifat sifat suci Sang Rasul Akhir Jaman ini yang ditulis Jalaluddin Rumi dalam buku Al-Matsnawi.
Pada suatu hari di mesjid, Rasul kedatangan serombongan kafir yang meminta untuk bertamu. Mereka berkata, “Kami ini datang dari jarak yang jauh, kami ingin bertamu kepada Engkau, Ya Rasulullah.” Lalu Rasul mengantarkan para tamu tersebut kepada para sahabatnya. Salah seorang kafir yang bertubuh besar seperti raksasa tertinggal di mesjid, karena tidak ada seorang sahabat pun yang mau menerimanya. Dalam syair itu disebutkan, ia tertinggal di mesjid seperti tertinggalnya ampas di dalam gelas. Mungkin para sahabat takut menjamu dia, karena membayangkan harus menyediakan wadah yang sangat besar.
Lalu Rasul membawa dan menempatkannya di sebuah rumah. Dia diberi jamuan susu dengan mendatangkan tiga ekor kambing dan seluruh susu itu habis diminumnya. Dia juga menghabiskan makanan untuk delapan belas orang, sampai orang yang ditugaskan melayani dia jengkel. Akhirnya petugas itu menguncinya di dalam. Tengah malam, orang kafir itu menderita sakit perut. Dia hendak membuka pintu tapi pintu itu terkunci. Ketika rasa sakit tidak tertahankan lagi, akhirnya orang itu mengeluarkan kotoran di rumah itu.
Setelah itu, ia merasa malu dan terhina. Seluruh perasaan bergolak dalam pikirannya. Dia menunggu sampai menjelang subuh dan berharap ada orang yang akan membukakan pintu. Pada saat subuh dia mendengar pintu itu terbuka, segera saja dia lari keluar. Yang membuka pintu itu adalah Rasulullah saw.
Rasul tahu apa yang terjadi kepada orang kafir itu. Ketika Rasul membuka pintu itu, Rasul sengaja bersembunyi agar orang kafir itu tidak merasa malu untuk meninggalkan tempat tersebut.
Ketika orang kafir itu sudah pergi jauh, dia teringat bahwa azimatnya tertinggal di rumah itu. Jalaluddin Rumi berkata, “Kerasukan mengalahkan rasa malunya. Keinginan untuk memperoleh barang yang berharga menghilangkan rasa malunya.” Akhirnya dia kembali ke rumah itu.
Sementara itu, seorang sahabat membawa tikar yang dikotori oleh orang kafir itu kepada Rasul, “Ya Rasulullah, lihat apa yang dilakukan oleh orang kafir itu!” Kemudian Rasul berkata, “Ambilkan wadah, biar aku bersihkan.” Para sahabat meloncat dan berkata, “Ya Rasulullah, engkau adalah Sayyidul Anâm. Tanpa engkau tidak akan diciptakan seluruh alam semesta ini. Biarlah kami yang membersihkan kotoran ini. Tidak layak tangan yang mulia seperti tanganmu membersihkan kotoran ini.” “Tidak,” kata Rasul, “ini adalah kehormatan bagiku.” Para sahabat berkata, “Wahai Nabi yang namanya dijadikan sumpah kehormatan oleh Allah, kami ini diciptakan untuk berkhidmat kepadamu. Kalau engkau melakukan ini, maka apalah artinya kami ini.”
Begitu orang kafir itu datang ke tempat itu, dia melihat tangan Rasulullah saw yang mulia sedang membersihkan kotoran yang ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan emosinya. Ia memukul-mukul kepalanya sambil berkata, “Hai kepala yang tidak memiliki pengetahuan.” Selanjutnya, dia memukul-mukul dadanya sambil berkata, “Hai hati yang tidak pernah memperoleh berkas cahaya.”
Pertama, mengisahkan seorang pedagang minyak goreng di Madinah. Setiap kali dia hendak pergi, termasuk pergi ke pasar, dia selalu melewati rumah Rasulullah saw. Dia selalu singgah di tempat itu sampai dia puas memandang wajah Rasul.
Setelah itu ia pergi ke pasar. Suatu saat setelah melepaskan rindunya kepada Rasul, seperti biasanya ia pergi ke pasar. Tapi tidak berapa lama setelah itu, dia datang lagi. Nabi terkejut sehingga bertanya, “Kenapa kau balik lagi?” Ia menjawab, “Ya Rasulullah, setelah saya sampai di pasar hati saya gelisah. Saya ingin kembali lagi. Izinkan saya memandang Engkau sebentar saja untuk memuaskan kerinduan saya.” Kemudian Rasul berbincang-bincang dengan orang itu.
Tidak lama setelah itu Nabi tidak lagi melihat tukang minyak itu lewat di depan rumahnya. Berhari-hari orang itu tidak lagi kelihatan batang hidungnya di depan Rasulullah saw. Lalu Rasul mengajak sahabat-sahabatnya untuk menjenguk dia. Berangkatlah mereka ke pasar dan mendapat kabar bahwa orang itu telah meninggal dunia. Rupanya pertemuan sampai dua kali waktu itu merupakan isyarat bahwa dia tidak bisa lagi memandang wajah Rasulullah saw.
Rasul bertanya kepada orang-orang di pasar, “Bagaimana akhlak orang itu?” Mereka berkata, “Orang itu pedagang yang sangat jujur. Cuma ada sedikit saja, orang ini senang perempuan.” Kemudian Rasul berkata, “Sekiranya orang itu dalam dagangnya agak lancung sedikit, Allah akan mengampuni dosanya karena kecintaannya kepadaku.” Tetapi orang itu sangat jujur dan kecintaannya kepada Rasul dibuktikan dalam kejujurannya di dalam berdagang.
Hadits kedua menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah saw sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya, seorang pemuda datang mendekati Rasul sambil berkata, “Ya Rasulullah, aku mencintaimu.” Lalu Rasulullah saw berkata: “Kalau begitu, bunuh bapakmu!” Pemuda itu pergi untuk melaksanakan perintah Nabi. Kemudian Nabi memanggilnya kembali seraya berkata, “Aku tidak diutus untuk menyuruh orang berbuat dosa.” Aku hanya ingin tahu, apa betul kamu mencintai aku dengan kecintaan yang sesungguhnya?”
Tidak lama setelah itu, pemuda ini jatuh sakit dan pingsan. Rasulullah saw datang menjenguknya. Namun pemuda itu masih dalam keadaan tidak sadar. Nabi berkata, “Nanti kalau anak muda ini bangun, beritahu aku.” Rasululah saw kemudian kembali ke tempatnya. Lewat tengah malam pemuda itu bangun. Yang pertama kali ia tanyakan ialah apakah Rasulullah saw telah berkunjung kepadanya.
Diceritakanlah kepada pemuda itu bahwa Rasulullah saw bukan saja berkunjung, tapi beliau juga berpesan agar diberitahu jika pemuda itu bangun. Pemuda itu berkata, “Tidak, jangan beritahukan Rasulullah saw. Bila Rasulullah harus pergi pada malam seperti ini, aku kuatir orang-orang Yahudi akan mengganggunya di perjalanan.” Segera setelah itu, pemuda itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Pagi hari usai shalat subuh, Rasulullah saw diberitahu tentang kematian pemuda itu. Rasul datang melayat jenazah pemuda itu dan berdo’a dengan do’a yang pendek tetapi sangat menyentuh hati, “Ya Allah, sambutlah Thalhah di sisi-Mu, Thalhah tersenyum kepada-Mu dan Engkau tersenyum kepadanya.”
Dengan hal itu Nabi menggambarkan kepada kita, bahwa orang yang mencintainya akan dido’akan oleh Nabi untuk berjumpa dengan Allah swt. Allah akan ridha kepadanya dan dia ridha kepada Allah. Dia tersenyum melihat Allah dan Allah tersenyum melihatnya.
Dua hadits di atas menceritakan kepada kita tentang pentingnya mencintai Rasulullah saw. Sudah sering kita mendengar hadits yang berbunyi, “Belum beriman kamu sebelum aku lebih kamu cintai daripada dirimu, anak-anakmu, dan seluruh ummat manusia.”
Oleh karena itu, marilah kita dengan berbagai cara agar tetap memupuk kecintaan kepada Rasulullah, kepada sesama manusia, kepada semua mahkluk, dan kepada Tuhan Sang Pecinta Sejati. Kita pantas bertanya kenapa kita diharapkan secara sukarela menabur cinta tidak terkecuali kepada Rasulullah? Untuk menjawab pertanyaan ini dan sebagai penutup saya nukilkan sebuah kisah tentang sifat sifat suci Sang Rasul Akhir Jaman ini yang ditulis Jalaluddin Rumi dalam buku Al-Matsnawi.
Pada suatu hari di mesjid, Rasul kedatangan serombongan kafir yang meminta untuk bertamu. Mereka berkata, “Kami ini datang dari jarak yang jauh, kami ingin bertamu kepada Engkau, Ya Rasulullah.” Lalu Rasul mengantarkan para tamu tersebut kepada para sahabatnya. Salah seorang kafir yang bertubuh besar seperti raksasa tertinggal di mesjid, karena tidak ada seorang sahabat pun yang mau menerimanya. Dalam syair itu disebutkan, ia tertinggal di mesjid seperti tertinggalnya ampas di dalam gelas. Mungkin para sahabat takut menjamu dia, karena membayangkan harus menyediakan wadah yang sangat besar.
Lalu Rasul membawa dan menempatkannya di sebuah rumah. Dia diberi jamuan susu dengan mendatangkan tiga ekor kambing dan seluruh susu itu habis diminumnya. Dia juga menghabiskan makanan untuk delapan belas orang, sampai orang yang ditugaskan melayani dia jengkel. Akhirnya petugas itu menguncinya di dalam. Tengah malam, orang kafir itu menderita sakit perut. Dia hendak membuka pintu tapi pintu itu terkunci. Ketika rasa sakit tidak tertahankan lagi, akhirnya orang itu mengeluarkan kotoran di rumah itu.
Setelah itu, ia merasa malu dan terhina. Seluruh perasaan bergolak dalam pikirannya. Dia menunggu sampai menjelang subuh dan berharap ada orang yang akan membukakan pintu. Pada saat subuh dia mendengar pintu itu terbuka, segera saja dia lari keluar. Yang membuka pintu itu adalah Rasulullah saw.
Rasul tahu apa yang terjadi kepada orang kafir itu. Ketika Rasul membuka pintu itu, Rasul sengaja bersembunyi agar orang kafir itu tidak merasa malu untuk meninggalkan tempat tersebut.
Ketika orang kafir itu sudah pergi jauh, dia teringat bahwa azimatnya tertinggal di rumah itu. Jalaluddin Rumi berkata, “Kerasukan mengalahkan rasa malunya. Keinginan untuk memperoleh barang yang berharga menghilangkan rasa malunya.” Akhirnya dia kembali ke rumah itu.
Sementara itu, seorang sahabat membawa tikar yang dikotori oleh orang kafir itu kepada Rasul, “Ya Rasulullah, lihat apa yang dilakukan oleh orang kafir itu!” Kemudian Rasul berkata, “Ambilkan wadah, biar aku bersihkan.” Para sahabat meloncat dan berkata, “Ya Rasulullah, engkau adalah Sayyidul Anâm. Tanpa engkau tidak akan diciptakan seluruh alam semesta ini. Biarlah kami yang membersihkan kotoran ini. Tidak layak tangan yang mulia seperti tanganmu membersihkan kotoran ini.” “Tidak,” kata Rasul, “ini adalah kehormatan bagiku.” Para sahabat berkata, “Wahai Nabi yang namanya dijadikan sumpah kehormatan oleh Allah, kami ini diciptakan untuk berkhidmat kepadamu. Kalau engkau melakukan ini, maka apalah artinya kami ini.”
Begitu orang kafir itu datang ke tempat itu, dia melihat tangan Rasulullah saw yang mulia sedang membersihkan kotoran yang ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan emosinya. Ia memukul-mukul kepalanya sambil berkata, “Hai kepala yang tidak memiliki pengetahuan.” Selanjutnya, dia memukul-mukul dadanya sambil berkata, “Hai hati yang tidak pernah memperoleh berkas cahaya.”
Profil Hadad Alwi
Haddad Alwi Profile
Full Name : Haddad Alwi AssegafFamous Name : Hadad Alwi
Birth date : Jakarta, 13 Maret 1966
Gender : Male
Religion : Islam
Occupation : an Indonesian nasheed singer
Famous Album : Cinta Rasul (1996)
Wife : Atina Riawati (Divorce 2005)
Child : Yasmin Hadad Assegaf
Haddad Alwi Biography :
Hadad Alwi is a singer of the Islamic religion Song, with his famous album “Cinta Rasul” with singer Sulis. This album is a success, then the religious albums produced in various versions and volume. His album, entitled Cinta Rasul (1999) is a best-selling album in the history of religious music of Indonesia. Haddad has also been collaborating with Gita Gutawa and Tasya in the album Jalan Cinta 2, which contains 10 tracks with Salam Ramadhan Song, as a single pledge.
In his personal life, He separated from his wife Atin Riawati, who is also a religious singer. Both were divorced in late 2005 after four years life together, with a daughter Yasmin Hadad Assegaf.
Album :
* 1999: Cinta Rasul
* Cinta Rasul 2
* Cinta Rasul 3
* Cinta Rasul 4
* Cinta Rasul 5
* Cinta Rasul 6
* Cinta Rasul 7
* Jalan Cinta
* Jalan Cinta 2
HIKMAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW
IRMA
HIKMAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW
2/26/2010 Bang Iwan
Hari ini Jumat 26 Februari 2010 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1431 H. ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional. Hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.
Seperti tahun-tahun sebelumnya Perayaan Maulid berlangsung di bebarapa tempat, ada yang berlangsung sangat meriah namun ada pula yang berlangsung sederhana.
Perayaan Maulid dibeberapa daerah sudah menjadi tradisi, bahkan ada yang mengarah ke praktik syirik dengan mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan berdesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari’at.
Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut ada hal yang paling penting kita maknai, agar perayaan itu bukan sekedar seremonial belaka.
Peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah saw., mengingat kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah swt. tegaskan sebagai rahmatan lil’alamin.
Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional, mengungkapkan dalam situs beliau:“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Dan berbicara atau membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”
Imam Ibnu ‘Atho’illah dalam kitab Al-Hikam menyatakan :“Bagaimana mungkin keadaanmu akan berubah menjadi luar biasa, sedangkan kamu belum mau merubah kebiasaan-kebiasaaan hidupmu”.
Rasullah SAW adalah rahmat bagi semesta alam, kebaikan dan keberkahannya tidak hanya didapatkan oleh orang-orang yang semasanya dan tidak pula berakhir dengan wafatnya.
Kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman, " dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) kententraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar, maha mengetahui." (Qs. At-Taubah: 103).
Allahumma inni atawajjahu ilaika binabiyyika nabiyyirrahmati Muhammadin shallallahu `alaihi wa alihi. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan (perantaraan) Nabi-Mu, nabi pembawa rahmat, Nabi Muhammad, shalawat atasnya dan atas keluarganya.
Wallaahu ‘a’lam bisshowaab.
Seperti tahun-tahun sebelumnya Perayaan Maulid berlangsung di bebarapa tempat, ada yang berlangsung sangat meriah namun ada pula yang berlangsung sederhana.
Perayaan Maulid dibeberapa daerah sudah menjadi tradisi, bahkan ada yang mengarah ke praktik syirik dengan mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan berdesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari’at.
Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut ada hal yang paling penting kita maknai, agar perayaan itu bukan sekedar seremonial belaka.
Peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah saw., mengingat kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah swt. tegaskan sebagai rahmatan lil’alamin.
Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional, mengungkapkan dalam situs beliau:“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Dan berbicara atau membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”
Kenyataan saat ini telah membuktikan, bahwa disebabkan belum bersungguh-sungguhnya kita dalam meneladani Rasulullah SAW dalam mengarungi perjuangan hidup, maka kehidupan kaum muslimin saat ini cenderung terperosok menjadi ummat terbelakang, dibandingkan dengan ummat-ummat lain di hampir semua bidang kehidupan.
Oleh karena itu, jika kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah mau dan berani merubah kebiasaan hidup kita ini.
Oleh karena itu, jika kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah mau dan berani merubah kebiasaan hidup kita ini.
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah segala sesuatu yang ada pada diri mereka sendiri” (QS.23. Ar-Ra’du : 11).
Imam Ibnu ‘Atho’illah dalam kitab Al-Hikam menyatakan :“Bagaimana mungkin keadaanmu akan berubah menjadi luar biasa, sedangkan kamu belum mau merubah kebiasaan-kebiasaaan hidupmu”.
Kebiasaan mengabaikan teladan Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari ternyata membawa kita kepada kemunduran derajat hidup, maka jika ingin berubah menjadi ummat yang maju dan bermartabat, kita harus merubah kebiasaan kita.
Kita harus tinggalkan sikap menyepelekan dan mengabaikan uswahtul hasanah Rasulullah SAW. Kita harus bersungguh-sungguh dan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mengenal dan mengikuti teladan Rosulullah SAW dalam hidup ini.
Kesungguhan kita dalam mengikuti teladan Rasulullah SAW secara utuh dalam mengarungi perjuangan hidup ini adalah kunci menuju kehidupan ummat yang lebih maju dan bertartabat di masa yang akan datang.
Kita harus tinggalkan sikap menyepelekan dan mengabaikan uswahtul hasanah Rasulullah SAW. Kita harus bersungguh-sungguh dan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mengenal dan mengikuti teladan Rosulullah SAW dalam hidup ini.
Kesungguhan kita dalam mengikuti teladan Rasulullah SAW secara utuh dalam mengarungi perjuangan hidup ini adalah kunci menuju kehidupan ummat yang lebih maju dan bertartabat di masa yang akan datang.
Imam Ibnu Atho’illah menyatakan : “Janganlah kamu membanggakan warid yang belum kamu ketahui buahnya. Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan itu bukanlah hujan. Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan adalah wujudnya buah-buah pepohonan”.
Al-Hamdulillah jika kita dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan meriah. Namun hendaknya jangan terlalu bangga dahulu. Sebab terselenggaranya acara itu baru ibarat awan. Meriahnya suasana baru laksana hujan. Bagaimana dengan buahnya ?. Sudah wujudkah ?.
Buahnya adalah “Mutiara hikmah dan perubahan”. Perubahan menjadi lebih baik. Lebih utuh dan lebih bersungguh-sungguh dalam meneladani Rosulullah SAW dalam seluruh sisi kehidupan kita. Kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan dunia.Al-Hamdulillah jika kita dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan meriah. Namun hendaknya jangan terlalu bangga dahulu. Sebab terselenggaranya acara itu baru ibarat awan. Meriahnya suasana baru laksana hujan. Bagaimana dengan buahnya ?. Sudah wujudkah ?.
Rasullah SAW adalah rahmat bagi semesta alam, kebaikan dan keberkahannya tidak hanya didapatkan oleh orang-orang yang semasanya dan tidak pula berakhir dengan wafatnya.
Kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman, " dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) kententraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar, maha mengetahui." (Qs. At-Taubah: 103).
Allahumma inni atawajjahu ilaika binabiyyika nabiyyirrahmati Muhammadin shallallahu `alaihi wa alihi. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan (perantaraan) Nabi-Mu, nabi pembawa rahmat, Nabi Muhammad, shalawat atasnya dan atas keluarganya.
Wallaahu ‘a’lam bisshowaab.
Hadroh Majelis Rasulullah
Tim Hadroh Majelis Rasulullah saw terdiri dari sembilan personil, dengan empat buah hadroh ukuran standard dan empat buah Bass dengan ukuran Besar, dan satu buah Bas ukuran sangat besar.
Tim ini selalu mengiringi Tablig Akbar Majelis Rasulullah saw dipelbagai wilayah seputar Jakarta dan sekitarnya, dibarengi lantunan nasyid dengan suara yang sangat merdu dan indah membawa ketenangan dan kesejukan di hati, dan disaat lain membangkitkan semangat muda untuk lebih giat beraktifitas dengan segala kegiatan positif.
Nasyidah-nasyidah mereka adalah syair-syair para salaf, seperti Syair Fakhrulwujud Imam Abubakar bin Salim, Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, dan juga syair-syair Guru Agung, Al Habib Umar bin Hafidh, dan syair-syair lainnya.
Dan kini nasyidah nasyidah mereka telah digandrungi ribuan pemuda dan remaja Ibukota, bahkan anak-anak yang kini sudah lebih banyak menyukai nasyidah hadroh mereka ketimbang lagu-lagu anak yang beredar umum di masyarakat metropolitan.
Diet Ala Rosululloh
Berikut ini tentang tata cara agar kita dapat berdiet sehat seperti yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau kita ikut diet Rasullullah ini, kita takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.
Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU contoh : KOKTAIL
Kemudian, JANGAN MAKAN BUAH SETELAH MAKAN NASI , SEBALIKNYA MAKANLAH BUAH TERLEBIH DAHULU, BARU MAKAN NASI. Juga tidur selama 1 jam setelah makan siang adalah dianjurkan.
Nampak memang sulit. Dan pengaruhnya tidak dalam jangka pendek. Akan berpengaruh bila kita Sudah tua nanti. Marilah kita praktekkan demi menjaga kesehatan. Ingat mencegah lebih baik dan lebih murah dari pada mengobati.
Lebih lanjut tentang: Diet ala nabi Muhammad SAW
Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU contoh : KOKTAIL
Kemudian, JANGAN MAKAN BUAH SETELAH MAKAN NASI , SEBALIKNYA MAKANLAH BUAH TERLEBIH DAHULU, BARU MAKAN NASI. Juga tidur selama 1 jam setelah makan siang adalah dianjurkan.
Nampak memang sulit. Dan pengaruhnya tidak dalam jangka pendek. Akan berpengaruh bila kita Sudah tua nanti. Marilah kita praktekkan demi menjaga kesehatan. Ingat mencegah lebih baik dan lebih murah dari pada mengobati.
Lebih lanjut tentang: Diet ala nabi Muhammad SAW
dagang ala rosululloh
Dalam transaksi jual beli, terdapat banyak sekali cara – cara yang ditempuh untuk memperoleh keuntungan. Akan tetapi Islam dalam syariatnya menuntun umatnya untuk mengadakan jual-beli yang mendapat ridho dari Allah SWT juga menguntukan kedua belah pihak, yaitu antara pejual dan pembeli sering kita melihat fenomena yang ada dalam jual beli, seorang mencegat para pedagang yang membawa barang dagangannya, yang hendak kepasar. Orang tersebut kemudian membeli / mengkulak dagangan tersebut dengan harga yang lebih murah dari harga pasarnya dan kemudian menjualnya kepasar dengan harga jual netral.
Dari sekian banyak penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya. Dapatlah kita ambil kesimpulan. Bahwa rasulullah SAW telah melarang mencegat pedagang yang membawa barang dagangannya sebelum tiba dipasar untuk dibeli dengan harga yang rendah. Kemudian menjualnya kembali dengan harga yang tinggi kerena keuntungan yang diperoleh dari hal ini adalah dengan cara menipu. Selain itu Rasulullah juga melarang menjual belikan dagangan yang barangnya belum jelas karena bahaya.
Rasulullah dalam sebuah sabdaNYA telah melarang pedagang membedakan harga dagangannya antara yang dibayar secar kredit. Kecuali apabila telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak.
Lebih lanjut tentang: Dagang Ala Nabi Muhammad Saw
Dari sekian banyak penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya. Dapatlah kita ambil kesimpulan. Bahwa rasulullah SAW telah melarang mencegat pedagang yang membawa barang dagangannya sebelum tiba dipasar untuk dibeli dengan harga yang rendah. Kemudian menjualnya kembali dengan harga yang tinggi kerena keuntungan yang diperoleh dari hal ini adalah dengan cara menipu. Selain itu Rasulullah juga melarang menjual belikan dagangan yang barangnya belum jelas karena bahaya.
Rasulullah dalam sebuah sabdaNYA telah melarang pedagang membedakan harga dagangannya antara yang dibayar secar kredit. Kecuali apabila telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak.
Lebih lanjut tentang: Dagang Ala Nabi Muhammad Saw
life of rosululloh
Sungguh Muhammad itu contoh yang utama bagi seluruh umat manusia , apakah manusia itu ada di kutub utara atau berada di kutub selatan.Dia lah satu-satunya manusia yang mulia yang dapat menghantar setiap umat manusia ke pintu surga ketika manusia tersebut mau dan tetap menjalankan perintah Allah dan sunatnya.[BR]Betapa besar jiwanya ketika pada masa-masa kenabiannya banyak tantangan dan rintangan yang harus dilaluinya meskipun datangnya dari kaumnya dan dari pihak quraisy serta memperlakukannya hingga diluar batas kemannusiaan.[BR]Demi keselamatan umat manusia Nabi Muhammad serta orang-orang yang beriman dengannya sudi menerima dan memikul segala macam siksaan serta hinaan.Dan yang lebih manyakitkan lagi adalah Beliau harus pergi meninggalkan tanah tumpah darah yang Ia cintai, Walaupun begitu cinta nabi Muhammad makin dalam kepada mereka dan makin besar hasratnya untuk menyelamatkan mereka.[BR]Beliau begitu tulus dalam menjalankan tugasnya tanpa mengharap balasan serta pujian dari umatnya.[BR]Padahal pada masa kenabiannya itu pihak quraisy sangat besar kebenciannya kepada nabi Muhammad sekeluarga ,pihak quraisy tega melakukan pembaikotan dan mengepung nabi,sehingga nabi terpaksas menyingkir ke celah - celah gunung diluar kota mekkah.[BR]Pernah suatu ketika , beliau dicegat oleh seseorang dari bangssa quraisy dan dengan tiba - tiba nabi disiram nya dengan tanah hingga sampai kekepala nabi, tahuakh orang apa yang dilakukan nabi ? Beliau pulang kerumah dengan tanah msih di kepala. Fatimah putrinya datang untuk mencuci dan membersihkan kepala Nabi sambil menangis . Tak ada yang lebih pilu rasanya dalam hati seorang ayah dari pada mendengar tangis anaknya, lebih - lebih anak perempuan.Setitik air mata kesedihan yang mengalir dari kelopak mata seorang putri adalah sepercik api yang membakar jantung , membuatnya kaku karena pilu, dan karena pilunya Beliau akan menangis kesakitan.[BR]Juga secercah duka yang menyelinap ke dalam hati adalah rintihan jiwa sungguh keras, terasa mencekik leher dan hampir pula menggenangi mata.[BR]Dari kejadian tersebut dapat dikatakan bahwa Nabi adalah seorang ayah yang sungguh bijaksana dan penuh kasih kepada putri- putrinya.Apakah yang kita lihat Ia lakukan terhadap tangisan anak perempuan yang baru saja kehilangan ibunya itu? Tidak lebih dari semua itu hanya menghadapkan hatinya kepada Allah dengan penuh iman akan segala pertolongan Nya. " JANGAN MENANGIS ANAK KU " katanya kepada putrinya yang sedang berlinang air mata itu. " TUHAN AKAN MELINDUNGI AYAH MU ".[BR]Begitulah derita yang ditanggung olen Nabi Muhammad selama Ia menjalankan risalah kenabiannya.Walaupun begitu nabi tetep berdoa bagaimana nanti umatnya pada akhir zaman agar tetap selalu taat pada perintah Allah dan sunatnya sehingga tidak tersesat dan mengikuti bisikan setan.
Lebih lanjut tentang: sejarah hidup nabi muhammad saw
Lebih lanjut tentang: sejarah hidup nabi muhammad saw
Langganan:
Postingan (Atom)